Saya masih ingat ketika saya bekerja di sebuah konsultan perusahaan, setelah sekian jam kami di beri arahan serta penjelasan mengenai bagaimana menangani permasalahan yang terjadi di perusahaan. Manager kami akhirnya bertanya ” jadi bisa semuaya ?! ” , dengan serentak kami semua mengangguk-anggukan kepala sebagai tanda telah memahami yang telah diajarkan. Namun setelah praktek di lapangan, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Saya pun menghadap beliau kembali untuk memberikan hasil kerja praktek saya dilapangan, beliau mengakatan ” lho kemaren kan sudah diberitahu, seharusnya kan bukan begini, katanya kemaren sudah bisa !!?? “
Para pembaca, ternyata pengalaman saya diatas seringkali terjadi di berbagai klien maupun business owner pada umumnya. Ketika karyawannya sudah diikut kan beberapa training, bahkan kita melihat motivasinya meledak-ledak ketika acara training, namun ternyata setelah training tidak ada perubahan di lapangan. Mengapa hal ini terjadi ? Pada prinsipnya, suatu proses perkembangan belajar setiap individu selalu melewati 4 proses ini : TAHU – BISA – TERAMPIL –MAHIR. Di dalam proses tersebut kita melihat ada empat tahapan. Coba kita bahas dengan contoh dengan belajar naik sepeda.
Dalam tahapan TAHU ini bisa kita lihat bagaimana pertama kali kita diberikan suatu informasi atau teori dalam bersepeda. Tetapi kita belum menaiki sepeda itu dengan benar. Kita memang mengetahui cara bersepeda, tetapi tidak otomatis bisa bersepeda. Berikutnya, tahapan kedua yaitu tahapan BISA. Dalam tahapan ini, kita akan mencoba naik sepeda berulang-ulang kali, dari bisa jalan sedikit kemudian jatuh lagi, jalan sedikit, jatuh lagi. Setelah dari tahapan BISA, lambat laun Kita beranjak ketahapan ketiga atau tahapan TERAMPIL.Ketika naik sepeda kita bisa bersepeda sambil melepaskan kemudinya, dalam bersepeda seperti sudah di luar kepala.
Tahapan AHLI, tahapan untuk orang-orang yang sudah sangat EXPERT dan PROFESIONAL dalam bidangnya. Kalau dalam hal bersepeda mungkin bisa kita lihat di TV kita bagaimana seseorang dapat memainkan acrobat sepeda dengan sangat luar biasa, dengan pergerakan-pergerakan seperti berdiri diatas sepeda, berputar 360 derajat, dan lain sebagainya. Dalam tahapan AHLI ini adalah mereka yang selain telah berhasil meningkatkan keterampilannya serta bertanggung jawab, juga karena mampu memberikan manfaat kepada banyak orang, kemampuannya telah diakui oleh masyarakat luas bukan berdasarkan klaim pribadi.
Jadi jangan heran apabila kita mengajarkan atau mengikutkan training ke karyawan kita, namun ia belum bisa langsung menerapkan. Saya selalu menekankan kepada setiap business owner bahwa karyawan tersebut masih dalam tahap TAHU dan akan beranjak ketahapan BISA, apabila ia terus selalu belajar atau ada leader sebagai pembimbing untuk membantunya.
Kesalahan yang sering terjadi adalah apabila kita berusaha memotivasi karyawan tersebut, dengan hanya mengakatan secara lisan ” ayo kamu bisa ” (bahkan sampai mengucapkannya berulang-ulang kali), menceritakan cerita-cerita inspirasi tanpa pernah membimbing langsung untuk bagaimana praktek secara langsung di lapangan. Apabila sang karyawan belum mempunyai pengalaman yang menunjukkan bahwa ia memang bisa.
Maka tetap aja karyawan tersebut tidak akan bisa dan kita sebagai leader atau business owner merasa putus asa terhadap kemampuan karyawan tersebut.
Salam Improvement !
Dapatkan FREE konsultasi atau FREE Training mengenai strategi-strategi efektif meningkatkan omzet danmengatasi pemborosan di perusahaan anda dengan hubungi 081-234-888-296 atau 031-71-433-996
By: Reza Rifanto M.Psi.,Psikolog (Consultant, book writer)
www.WhitenvyBusinessImprovement.com
